7 Soal Materi Metode Etnografi + Kunci Jawaban
Soal (Uraian) Metode Etnografi
1. Bahasa dalam Etnografi merujuk pada bagaimana individu berbicara dengan orang lain dalam sebuah latar kultural. Tujuan untuk menemukan pola – pola tingkah laku, keyakinan dan bahasa yang dimilki bersama ini mengimplikasikan dua poin penting. Sebutkan dan jelaskan dua poin penting tersebut !
Jawaban:
A. Pertama, kelompok yang diteliti harus memiliki/menganut pola pola bersama yang dapat didteksi oleh peneliti.
B. Kedua, setiap anggota kelompok yang diteliti sama sama mengadopsi setiap tingkah laku, keyakinan dan bahasa maupun kombinasi ketiga unsur itu.
Jawaban:
A. Pertama, kelompok yang diteliti harus memiliki/menganut pola pola bersama yang dapat didteksi oleh peneliti.
B. Kedua, setiap anggota kelompok yang diteliti sama sama mengadopsi setiap tingkah laku, keyakinan dan bahasa maupun kombinasi ketiga unsur itu.
2. Apa itu Metode Penelitian etnografi?
Jawaban:
Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. ... Di mana titik fokus penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, bidang atau domain tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan wawancara. Pada awalnya etnografi berakar pada bidang antropologi dan sosiologi
3. Jelaskan secara sistematis langkah langkah dalam menyusun etnografi?
Jawaban:
4. Apa maksud dari sifat holistik pada penelitian etnografi?
Jawaban:
Pandangan holistik menuntut seorang peneliti antropologi untuk mengkaji setiap aspek idiosinkratik dari suatu kebudayaan. ... Artinya, seorang peneliti memfokuskan dirinya untuk mengkaji satu kebudayaan dan menggali informasi yang sebanyak-banyaknya serta melihat keterkaitan antara setiap aspek dalam kebudayaan tersebut.
Menurut Spradley (2007), langkah-langkah yang harus dipertimbangkan dalam menulis penelitian etnografi, di antaranya sebagai berikut:
a. Memilih Khalayak
Langkah pertama adalah memilih khalayak atau pembaca karena pembaca akan memenangkan setiap aspek dalam etnografi. Semua penulisan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia, artinya menulis hampir sama dengan berbicara Penulis memilih pembaca mengidentifikasinya secara jelas. Sehingga selama proses penulisan, penulis dapat mengingat siapa yang akan membaca tulisannya kelak.
b. Memilih Tesis
Langkah kedua adalah memilih tesis. Tesis merupakan pesan utama dari tulisan yang ingin dibuat oleh penulis. Ada beberapa sumber untuk menemukan suatu tesis, di antaranya sebagai berikut:
1) Dapat berasal dari tema-tema yang penulis temukan ketika melakukan penelitian etnografi
2) Dapat berasal dari seluruh tujuan penelitian etnografi
3) Dapat berasal dari literatur-literatur ilmu-ilmu sosial
c. Membuat Daftar Topik dan Garis Besar
Langkah ketiga adalah membuat daftar topik dan garis besar. Dalam penelitian etnografi, tema yang dibahas biasanya berupa aspek-aspek seputar kebudayaan. Untuk membuat daftar topik dan garis besar, penulis dapat menggunakan bahan-bahan penelitian yang telah dikumpulkannya. Dalam hal ini penulis perlu meninjau kembali catatan- catatan lapangan dan data-data kebudayaan yang disusunnya.
d. Menulis Naskah Kasar untuk Masing-Masing Bagian
Langkah keempat adalah menulis suatu naskah kasar untuk masing-masing bagian penelitian. Naskah kasar yang dimaksud adalah naskah yang masih mentah dan belum mendapat perbaikan atau revisi. Salah satu penghambat dalam membuat naskah kasar adalah adanya keinginan penulis untuk merevisi naskah, padahal naskah tersebut ditujukan hanya sebagai kisi-kisi dalam menulis laporan penelitian yang sebenamya. Revisi ini secara tidak langsung dapat mempert proses penuli lisan laporan. Sehingga dalam menulis disarankan untuk menulis secara bebas sepertu ketika berbicara tanpa harus mengikuti aturan baku.
e. Merevisi garis besar dan membuat anak judul
Langkah kelima adalah merevisi garis dan membuat anak judul. Hampir dapat dipast bahwa garis besar yang dibuat sebelu akan berubah selama proses penulisan. Apabila penulis telah selesai membuat naskah kasalr sebaiknya diikuti dengan membuat garis besar penulisan yang baru. Selain itu, dalam anak judul atau sub-sub judul laporan penulis dapat memanfaatkan istilah-istilah khas yang digunakan oleh informannya. Hal ini ues dapat membantu untuk mengsambarkan mengena kebudayaan yang diteliti oleh penulis.
f. Mengedit Naskah Kasar
Langkah eenam adalah mengedit naskaĆ kasar. Pada tahapan ini, penulis harus sudah mempunyai naskah kasar. garis besar, dan sejumlah sub judul yang akandigunakannya dalam penulisan laporan penelitian. Selain mengedit naskah kasar penulis dapat membuat perubahan secara langsung pada halaman-halaman yang telah ditulisnya Apabila penulis ingin menambahkan paragraf atau kalimat baru dalam naskah tersebut, penulis sebaiknya menuliskannya pada bagian belakang halaman atau pada kertas terpisah, dengan disertail petunjuk di mana tambahan paragraf atau kalimat tersebut harus dalam tulisan Selain itu, pada tahap ini penulis dapat meminta bantuan temannya untuk membac kembali naskah kasar yang telah dieditnya, untuk memberikan kritik dan saran mengenai tulisan tersebut secara umum. Karena pendapat dariluar dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat berbagai perbaikan, sehingga laporan penelitian tersebut menjadi lebih komunikatif.
g. Menuliskan Pengantar dan Kesimpulan
Langkah ketujuh adalah menuliskan pengantar dan kesimpulan. Beberapa penulis merasa mereka dapat menulis secara lebih baik jika mereka menulis pengantar kasar terlebih dahulu di awal penulisan, dan baru membuat kesimpulannya di akhir penulisan. Namun hal tersebut justru salah, karena sebaiknya penulis membuat pengantar maupun kesimpulan dan merevisinya secara bersama-sama agar sesuai dengan tulisan penelitiannya.
h. Menuliskan Kembali Tulisan Mengenai Contoh-Contoh
Langkah kedelapan adalah menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh- contoh yang dimaksud meliputi tulisan pada tahapan abstraksi yang paling mudah dipahami. Karena pentingnya contoh, maka sangat dianjurkan kepada penulis untuk membaca kembali tulisan yang telah disusunnya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penulis telah memasukkan contoh- contoh yang cukup ke dalam tulisannya.
i. Menulis Naskah Akhir
Langkah kesembilan adalah menulis naskah akhir. Dalam tahapan ini biasanya hanya meliputi pekerjaan berupa pengetikan tulisan penulis di atas kertas. Pengetikan dapat dilakukan oleh penulis sendiri ataupun orang lain yang ditunjuk oleh penulis. Ketika penulis tidak mengetikkan sendiri tulisannya, maka penulis perlu meneliti kembali tulisan tangannya dan membuat beberapa pengeditan dalam tulisan tersebut. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penulisan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, tulisan penulis telah melalui serangkaian proses pemeriksaan berulang-ulang dan tahapan pengembangan, sehingga tulisan yang dihasilkar bukanlah tulisan yang langsung jadi namun n deskripsi etnografis yang dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah pertama adalah memilih khalayak atau pembaca karena pembaca akan memenangkan setiap aspek dalam etnografi. Semua penulisan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia, artinya menulis hampir sama dengan berbicara Penulis memilih pembaca mengidentifikasinya secara jelas. Sehingga selama proses penulisan, penulis dapat mengingat siapa yang akan membaca tulisannya kelak.
b. Memilih Tesis
Langkah kedua adalah memilih tesis. Tesis merupakan pesan utama dari tulisan yang ingin dibuat oleh penulis. Ada beberapa sumber untuk menemukan suatu tesis, di antaranya sebagai berikut:
1) Dapat berasal dari tema-tema yang penulis temukan ketika melakukan penelitian etnografi
2) Dapat berasal dari seluruh tujuan penelitian etnografi
3) Dapat berasal dari literatur-literatur ilmu-ilmu sosial
c. Membuat Daftar Topik dan Garis Besar
Langkah ketiga adalah membuat daftar topik dan garis besar. Dalam penelitian etnografi, tema yang dibahas biasanya berupa aspek-aspek seputar kebudayaan. Untuk membuat daftar topik dan garis besar, penulis dapat menggunakan bahan-bahan penelitian yang telah dikumpulkannya. Dalam hal ini penulis perlu meninjau kembali catatan- catatan lapangan dan data-data kebudayaan yang disusunnya.
d. Menulis Naskah Kasar untuk Masing-Masing Bagian
Langkah keempat adalah menulis suatu naskah kasar untuk masing-masing bagian penelitian. Naskah kasar yang dimaksud adalah naskah yang masih mentah dan belum mendapat perbaikan atau revisi. Salah satu penghambat dalam membuat naskah kasar adalah adanya keinginan penulis untuk merevisi naskah, padahal naskah tersebut ditujukan hanya sebagai kisi-kisi dalam menulis laporan penelitian yang sebenamya. Revisi ini secara tidak langsung dapat mempert proses penuli lisan laporan. Sehingga dalam menulis disarankan untuk menulis secara bebas sepertu ketika berbicara tanpa harus mengikuti aturan baku.
e. Merevisi garis besar dan membuat anak judul
Langkah kelima adalah merevisi garis dan membuat anak judul. Hampir dapat dipast bahwa garis besar yang dibuat sebelu akan berubah selama proses penulisan. Apabila penulis telah selesai membuat naskah kasalr sebaiknya diikuti dengan membuat garis besar penulisan yang baru. Selain itu, dalam anak judul atau sub-sub judul laporan penulis dapat memanfaatkan istilah-istilah khas yang digunakan oleh informannya. Hal ini ues dapat membantu untuk mengsambarkan mengena kebudayaan yang diteliti oleh penulis.
f. Mengedit Naskah Kasar
Langkah eenam adalah mengedit naskaĆ kasar. Pada tahapan ini, penulis harus sudah mempunyai naskah kasar. garis besar, dan sejumlah sub judul yang akandigunakannya dalam penulisan laporan penelitian. Selain mengedit naskah kasar penulis dapat membuat perubahan secara langsung pada halaman-halaman yang telah ditulisnya Apabila penulis ingin menambahkan paragraf atau kalimat baru dalam naskah tersebut, penulis sebaiknya menuliskannya pada bagian belakang halaman atau pada kertas terpisah, dengan disertail petunjuk di mana tambahan paragraf atau kalimat tersebut harus dalam tulisan Selain itu, pada tahap ini penulis dapat meminta bantuan temannya untuk membac kembali naskah kasar yang telah dieditnya, untuk memberikan kritik dan saran mengenai tulisan tersebut secara umum. Karena pendapat dariluar dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat berbagai perbaikan, sehingga laporan penelitian tersebut menjadi lebih komunikatif.
g. Menuliskan Pengantar dan Kesimpulan
Langkah ketujuh adalah menuliskan pengantar dan kesimpulan. Beberapa penulis merasa mereka dapat menulis secara lebih baik jika mereka menulis pengantar kasar terlebih dahulu di awal penulisan, dan baru membuat kesimpulannya di akhir penulisan. Namun hal tersebut justru salah, karena sebaiknya penulis membuat pengantar maupun kesimpulan dan merevisinya secara bersama-sama agar sesuai dengan tulisan penelitiannya.
h. Menuliskan Kembali Tulisan Mengenai Contoh-Contoh
Langkah kedelapan adalah menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh- contoh yang dimaksud meliputi tulisan pada tahapan abstraksi yang paling mudah dipahami. Karena pentingnya contoh, maka sangat dianjurkan kepada penulis untuk membaca kembali tulisan yang telah disusunnya. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah penulis telah memasukkan contoh- contoh yang cukup ke dalam tulisannya.
i. Menulis Naskah Akhir
Langkah kesembilan adalah menulis naskah akhir. Dalam tahapan ini biasanya hanya meliputi pekerjaan berupa pengetikan tulisan penulis di atas kertas. Pengetikan dapat dilakukan oleh penulis sendiri ataupun orang lain yang ditunjuk oleh penulis. Ketika penulis tidak mengetikkan sendiri tulisannya, maka penulis perlu meneliti kembali tulisan tangannya dan membuat beberapa pengeditan dalam tulisan tersebut. Hal ini untuk meminimalkan kesalahan penulisan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, tulisan penulis telah melalui serangkaian proses pemeriksaan berulang-ulang dan tahapan pengembangan, sehingga tulisan yang dihasilkar bukanlah tulisan yang langsung jadi namun n deskripsi etnografis yang dapat dipertanggungjawabkan.
Jawaban:
Pandangan holistik menuntut seorang peneliti antropologi untuk mengkaji setiap aspek idiosinkratik dari suatu kebudayaan. ... Artinya, seorang peneliti memfokuskan dirinya untuk mengkaji satu kebudayaan dan menggali informasi yang sebanyak-banyaknya serta melihat keterkaitan antara setiap aspek dalam kebudayaan tersebut.
5. Etnogarfi ini bercirikan
1). Anggota masyarakat yang benar benar terpelajar menuliskan etnografi dalam bahasa penduduk asli.
2). Etnografer menerjemahkan etnografi ke dalam bahasa Inggris.
Etnografi apa yang dimaksud kan ini ?
Jawaban:
Etnografi Monolingual.
Etnografi monolingual lebih dekat pada deskripsi suatu kebudayaan yang menggunakan istilah-istilah sendiri. Dalam studi tipe ini, anggota masyarakat yang benar-benar terpelajar menuliskan etnografi dalam bahasa penduduk asli. Kemudian setelah mempelajari dengan cermat sistem semantik bahasanya, etnografer menerjemahkan etnografi tersebut kedalam Bahasa Inggris (atau bahasa peneliti).
Etnografi Monolingual.
Etnografi monolingual lebih dekat pada deskripsi suatu kebudayaan yang menggunakan istilah-istilah sendiri. Dalam studi tipe ini, anggota masyarakat yang benar-benar terpelajar menuliskan etnografi dalam bahasa penduduk asli. Kemudian setelah mempelajari dengan cermat sistem semantik bahasanya, etnografer menerjemahkan etnografi tersebut kedalam Bahasa Inggris (atau bahasa peneliti).
6. Tuliskan fungsi dari analisis taksonomi !
Jawaban:
Analisis taksonomi digunakan untuk menjabarkan domain domain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya
Analisis taksonomi digunakan untuk menjabarkan domain domain yang dipilih menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya
7. Jelaskan apa pengertian etnografi dan jelaskan apa yang di maksud dengan etnografi klasik, etnografi modern, dan etnografi baru!
Jawaban:
Etnografi berasal dari kata ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dangraphein yaitu tulisan atau uraian. Etnografi adalah kajian tentang kehidupandan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat,kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatandengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentangkebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok (Richards dkk.,1985)
Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari antropologi. Metode penelitian antropologi dengan cara berbasis lapangan kemudian diamati (observasi), atau wawancara. Tulisan etnografi mampu melukiskan fenomena dalam masyarakat atau keebudayaan, serta membawa pembaca masuk kedalam dunia tersebut. Pengumpulan data etnografi diperoleh dari fieldwork (kerja lapangan) / filestudy.
a. Etnografi klasik,
Etnografi klasik mengharuskan bahwa penelitian mencakup baik deskripsi perilaku dan menunjukan mengapa dan dalam keadaan apa perilaku tersebut terjadi. Etnografi yang berawal dilakukan untuk membangun tingkatan-tingkatan perkembangan evolusi budaya manusia dari masa mulai munculnya manusia dipermukaan bumi sampai sekarang. Seperti halnya dengan analisis wacana, seorang antropolog waktu itu tidak terjun langsung ke lapangan untuk melakukan sebuah penelitian namun melakukan kajian etnografi menggunakan referensi-referensi dari perpustakaan. Namun pada akhir abad ke-19 mulai muncul pemikiran baru bahwa seorang antropolog harus melihat langsung atau harus terjun langsung ke lapangan untuk melihat sendiri dan ikut serta berada dalam kelompok masyarakat yang menjadi objek kajiannya karena tanpa terjun langsung ke lapangan sebuah laporan masih dipertanyakan sebab tidak adanya fakta yang mendukung interpretasi para peneliti.
b. Etnografi modern
Pada etnografi modern mereka tidak memandang hal ikhwal yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan suatu kelompok (Spradley, 1997). Fokus utama para peneliti adalah pada kehidupan masa kini tentang the way of life atau struktur masyarakat dan berdasarkan sudut pandang mereka yang menggunakan cara dengan membanding-bandingkan dengan sistem sosial lain yang bertujuan untuk mendiskripsikan dan membangun struktur sosial dan budaya suatu masyarakat. Dalam hal ini peneliti ikut berada bersama informan sambil melakukan observasi karena kebenaran melalui interpretasi peneliti.
c. Etnografi baru
Terdapat dua generasi dalam etnografi baru. Etnografi baru generasi pertama (1960-an), etnografi baru memusatkan usahanya untuk menemukan bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan. Analisis dalam penelitian ini tidak didasarkan semata-mata pada interpretasi peneliti tetapi merupakan susunan pikiran dari anggota masyarakat yang dikorek keluar oleh peneliti. Karena tujuannya adalah untuk menemukan dan menggambarkan organisasi pikiran dari suatu masyarakat, maka pemahaman peneliti akan studi bahasa menjadi sangat penting dalam metode penelitian ini. Etnografi baru generasi dua, budaya sebagai yang diamati dalam etnografi (Spradley, 1999). Selain itu juga sebagai proses belajar yang mereka gunakan untuk megintepretasikan dunia sekeliling mereka dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya.
Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi merupakan embrio dari antropologi. Metode penelitian antropologi dengan cara berbasis lapangan kemudian diamati (observasi), atau wawancara. Tulisan etnografi mampu melukiskan fenomena dalam masyarakat atau keebudayaan, serta membawa pembaca masuk kedalam dunia tersebut. Pengumpulan data etnografi diperoleh dari fieldwork (kerja lapangan) / filestudy.
a. Etnografi klasik,
Etnografi klasik mengharuskan bahwa penelitian mencakup baik deskripsi perilaku dan menunjukan mengapa dan dalam keadaan apa perilaku tersebut terjadi. Etnografi yang berawal dilakukan untuk membangun tingkatan-tingkatan perkembangan evolusi budaya manusia dari masa mulai munculnya manusia dipermukaan bumi sampai sekarang. Seperti halnya dengan analisis wacana, seorang antropolog waktu itu tidak terjun langsung ke lapangan untuk melakukan sebuah penelitian namun melakukan kajian etnografi menggunakan referensi-referensi dari perpustakaan. Namun pada akhir abad ke-19 mulai muncul pemikiran baru bahwa seorang antropolog harus melihat langsung atau harus terjun langsung ke lapangan untuk melihat sendiri dan ikut serta berada dalam kelompok masyarakat yang menjadi objek kajiannya karena tanpa terjun langsung ke lapangan sebuah laporan masih dipertanyakan sebab tidak adanya fakta yang mendukung interpretasi para peneliti.
b. Etnografi modern
Pada etnografi modern mereka tidak memandang hal ikhwal yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan suatu kelompok (Spradley, 1997). Fokus utama para peneliti adalah pada kehidupan masa kini tentang the way of life atau struktur masyarakat dan berdasarkan sudut pandang mereka yang menggunakan cara dengan membanding-bandingkan dengan sistem sosial lain yang bertujuan untuk mendiskripsikan dan membangun struktur sosial dan budaya suatu masyarakat. Dalam hal ini peneliti ikut berada bersama informan sambil melakukan observasi karena kebenaran melalui interpretasi peneliti.
c. Etnografi baru
Terdapat dua generasi dalam etnografi baru. Etnografi baru generasi pertama (1960-an), etnografi baru memusatkan usahanya untuk menemukan bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan. Analisis dalam penelitian ini tidak didasarkan semata-mata pada interpretasi peneliti tetapi merupakan susunan pikiran dari anggota masyarakat yang dikorek keluar oleh peneliti. Karena tujuannya adalah untuk menemukan dan menggambarkan organisasi pikiran dari suatu masyarakat, maka pemahaman peneliti akan studi bahasa menjadi sangat penting dalam metode penelitian ini. Etnografi baru generasi dua, budaya sebagai yang diamati dalam etnografi (Spradley, 1999). Selain itu juga sebagai proses belajar yang mereka gunakan untuk megintepretasikan dunia sekeliling mereka dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya.